Jurnal Liefdeagro https://liefdeagro.ppj.unp.ac.id/index.php/liefde <p>Summary</p> Universitas Negeri Padang en-US Jurnal Liefdeagro 2988-6783 Penerapan Digitalisasi dalam Usaha Tani Rumahan Jambu Air: Dari Budidaya hingga Pascapanen https://liefdeagro.ppj.unp.ac.id/index.php/liefde/article/view/45 <p>Indonesia sebagai negara agraris menghadapi tantangan keterbatasan lahan pertanian akibat urbanisasi yang semakin berkembang, khususnya di wilayah perkotaan seperti Kota Serang. Salah satu solusi yang muncul adalah pengembangan usaha tani rumahan berbasis lahan sempit. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap usaha tani rumahan milik Pak Yanto yang membudidayakan jambu air di Kota Serang, Banten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi praktik budidaya jambu air di lahan terbatas, teknik perbanyakan, strategi pascapanen, serta pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran. Metode yang digunakan meliputi survei, wawancara langsung, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya jambu air dapat dilakukan secara optimal di lahan sempit dengan varietas unggulan seperti Kio Jok, Giant Green, Madu Deli, Thongsamsi, dan Sugar Barbie. Teknik perbanyakan yang digunakan antara lain stek, cangkok, dan sambung pucuk. Penggunaan pupuk, pengendalian ham, hingga pemilihan waktu panen dilakukan secara terukur. Selain itu, pemasaran berbasis media sosial terbukti membantu distribusi dan memperluas jangkauan pasar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa digitalisasi melalui media sosial berkontribusi besar dalam meningkatkan produktivitas dan pemasaran usaha tani rumahan.</p> Fajraturrefah Falahiyah Ahmad Nabila Abida Salimah Ghina Aulia Vega Yoesepa Pamela Zulfatun Najah Copyright (c) 2025 Jurnal Liefdeagro 2025-06-26 2025-06-26 3 2 1 12 10.24036/liefde.v3i2.45 DAMPAK SOSIAL EKONOMI AKIBAT PENAMBANGAN EMAS PADA LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIJUNJUNG https://liefdeagro.ppj.unp.ac.id/index.php/liefde/article/view/67 <p><strong>Abstract</strong></p> <p><em>Farming is a main sector in supporting people economic life of Kupitan </em><em>Subdistrict</em><em>. The existence of rice fields has became an important thing to keep the sustainable of people economic activities. Gold mining activities on the rice field in Sijunjung Regency, especially at Kupitan has brought some impacts toward the society life.The most significance one is the decreasing of hundreds hectares of rice fields in Sijunjung regency, particularly at Kupitan subdistrict. In which, it has been a main sector of people economic life there. Unrecovered post mining sites turn into useless and unproductive lands with “duri lodan” on them and the most parts are becoming big pools which full of water. In Sijunjung regency, there are four sub districts which actively doing gold mining activity on tanah ulayat (heritage land). They are Sijunjung subdistrict, Koto VII subdistrict, IV Nagari subdistrict, and Kupitan subdistrict. The other three sub districts, the mining activity “only” done along the river banks so the damages caused by mostly to the environment such as landslides, Polluted water by mercury, and the extinctive of river biota. On the other hand, at Kupitan subdistrict, the mining activities are done on the productive lands. Many of rice fields which for years have been being major food supply. By harvesting them regularly, soon become useless and unproductive that for the next time could bring several new problems for local people social life and economic.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Key Word</em></strong><em>: Gold Mining, Rice Field, Kupitan</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam menopang ekonomi kehidupan masyarakat di Kecamatan Kupitan. Keberadaan sawah sebagai lahan pertanian menjadi faktor penting dalam menjaga keberlansungan aktivitas ekonomi masyarakat. Dengan dilakukannya Penambangan Emas rakyat di atas lahan pertanian basah (sawah) di Kabupaten Sijunjung khususnya di Kecamatan Kupitan telah memberi dampak terhadap kehidupan masyarakat. Dampak yang paling nyata adalah hilangnya ratusan hektar lahan pertanian khususnya lahan basah (sawah) yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Kupitan. Lahan yang tidak di-recovery pasca penambangan, sekarang menjadi lahan terlantar yang ditumbuhi <em>duri lodan</em> dan sebagian besarnya menjadi kolam yang berisi genangan air. Di Kabupaten Sijunjung, ada empat kecamatan yang aktif melakukan penambangan di atas tanah ulayat (tanah adat), yakni Kecamatan Sijunjung, Kecamatan Koto VII, Kecamatan IV Nagari, dan Kecamatan Kupitan. Hanya saja di tiga kecamatan lainnya, penambangan banyak dilakukan di sepanjang aliran sungai sehingga kerusakan yang ditimbulkan lebih pada dampak lingkungan daripada dampak sosial dan ekonomi, seperti longsor, erosi, pencemaran air sungai karena mercury, dan matinya biota sungai. Namun untuk Kecamatan Kupitan, penambangan dilakukan di lahan sawah produktif. Sawah yang sebelumnya menjadi lumbung padi dan menghasilkan panen secara teratur. Setelah penambangan dilakukan, sawah-sawah itu menjadi lahan terlantar, dan dalam jangka panjang menimbulkan persoalan baru dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.</p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em> : Penambangan Emas, Lahan Pertanian, Kecamatan Kupitan</em></p> Taufiqqurrahman Taufiqqurrahman Roni Jarlis Andi Alatas Andi Ananto Ananto Copyright (c) 2025 Jurnal Liefdeagro 2025-09-15 2025-09-15 3 2 13 22 10.24036/liefde.v3i2.67